THAHARAH
Thaharah berarti bersih ( nadlafah ),
suci ( nazahah ) terbebas ( khulus ) dari kotoran ( danas ). Seperti tersebut
dalam surat Al- A’raf ayat 82:
إنّهم انا س يتطهّرون
Yang artinya : “ sesungguhnya mereka
adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri “ . Dan pada surat al-
baqorah ayat 222:
إنّ الله يحبّ التّوّابين و يحبّ المتطهّرين
Yang artinya :“ sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang mensucikan diri “.
Menurut syara’ thaharah itu adalah mengangkat (menghilangkan) penghalang yang
timbul dari hadats dan najis. Dengan demikian thaharah syara’ terbagi menjadi
dua yaitu thaharah dari hadats dan thaharah dari najis.
A.
WUDLU, MANDI, DAN TAYAMMUM
1. WUDLU
Menurut lughat ( bahasa ),
adalah perbuatan menggunakan air pada anggota tubuh tertentu. Dalam istilah
syara’ wudhu’ adalah perbuatan tertentu yang dimulai dengan niat. Mula-mula
wudhu’ itu diwajibkan setiap kali hendak melakukan sholat tetapi kemudian
kewajiban itu dikaitkan dengan keadaan berhadats.
2. MANDI
Menurut lughat, mandi di
sebut al- ghasl atau al- ghusl yang berarti mengalirnya air pada sesuatu.
Sedangkan di dalam syara’ ialah mengalirnya air keseluruh tubuh disertai dengan
nia.
3. TAYAMMUM
Tayammum menurut lughat
yaitu menyengaja. Menurut istilah syara’ yaitu menyampaikan tanah ke wajah dan
tangan dengan beberapa syarat dan ketentuan .
Macam thaharah yang boleh di ganti dengan tayamumm yaitu bagi orang yang junub. Hal ini terdapat dalam surat al- maidah ayat 6 , yang artinya “ … dan jika kamu junubmaka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air ( kakus ) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik ( bersih ) “.
Macam thaharah yang boleh di ganti dengan tayamumm yaitu bagi orang yang junub. Hal ini terdapat dalam surat al- maidah ayat 6 , yang artinya “ … dan jika kamu junubmaka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air ( kakus ) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik ( bersih ) “.
B.
SYARAT, RUKUN, DAN WAJIB WUDLU
1.
SYARAT WUDLU
Syarat-syarat
Wudlu’ ialah:
1. Islam
2. Tamyiz,
yakni dapat membedakan baik buruknya sesuatu pekerjaan.
3. Tidak
berhadas besar;
4. Dengan
air suci lagi mensucikan;
5. Tidak
ada sesuatu yang menghalangi air sampai ke anggota wudlu’, misalnya getah, cat
dan sebagainya;
6. Mengetahui
man yang wajib (fardlu) dan mana yang sunat.
2.
RUKUN WUDLU
Fardu
(rukun) wudlu:
1. Niat.
Lafazh
niat wudlu’ ialah:
“NAWAITUL
WUDLUU-A LIRAF’IL HADATSIL ASHGHARI FARDLAN LILLAAHI TA’AALA.”
Artinya:
“Aku
niat berwudlu’ untuk menghilangkan hadas kecil, fardlu karena Allah.”
2. Membasuh
muka.
3. Membasuh
kedua tangan sampai kesiku.
4. Menyapu sebagian kepala.
5. Membasuh dua telapak kaki sampai kedua mata
kaki.
3.
WAJIB WUDLU
1.
ayat Al-Qur'an surat al-maidah ayat 6 yang artinya “ Hai orang-orang yang
beriman, apabila kamu hendak melakukan sholat , maka basuhlah mukamu dan
tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan ( basuh ) kakimu sampai
dengan ke dua mata kaki …”
2.
Hadits Rasul SAW
لا يقبل الله صلاة احدكم إذا احدت حتّي يتوضّأ
Yang artinya “ Allah tidak menerima shalat seseorang kamu bila Ia berhadats, sampai Ia berwudhu’ “ ( HR Baihaqi, Abu Daud, dan Tirmizi )
Yang artinya “ Allah tidak menerima shalat seseorang kamu bila Ia berhadats, sampai Ia berwudhu’ “ ( HR Baihaqi, Abu Daud, dan Tirmizi )
C.
SEBAB-SEBAB WAJIB MANDI
Sebab-sebab
mandi wajib ada enam :, tiga diantaranya sering terjadi pada laki-laki dan
prempuan, dan tiga lagi khusus pada perempuan saja, yaitu :
1. Bersetubuh,
baik
keluar mani maupun tidak
Sabda
Nabi : “ Apabila dua yang dihitam bertemu, maka sesungguhnya telah
diwajibkan mandi, meskipun tidak keluar mani (HR. MUslim)
2. Keluar
mani, baik keluarnya karena bermimpi ataupun sebab lain dengan sengaja atau
bukan. Sabda Nabi :” Dari Ummi salamah, sesungguhnya Ummi sulaim telah
bertanya kepada Rasululah SAW, Ya Rasululah, sesungguhnya Allah tidak malu memperkatakan
yang hak, Apakah perempuan mandi apabila bermimpi? Jawab beliau ,Ya (wajib atas
mandi), apabila ia melihat air ( artinya keluarnya mani) Sepakat Ahli Hadits.
Hadits
lain : Dari Khaulah, sesungguhnya ia telah bertanya kepada Nabi Muhammad Saw,
mengenai perempuan yang bermimpi seperti laki-laki bermimpi. Jawab Nabi , Ia
tidak wajib mandi sehingga keluar maninya sebagaimana laki-laki tidka wajib
mandi apabila tidak keluar mani (HR. Annasai dan Ahmad)
3. Mati.
Orang
Islam yang mati fardhu kifayah bagi muslim yang hidup untuk memandikannya.
Hadits Nabi :
Dari Ibnu Abbas sesungguhnya Rasululah saw telah berkata tentang orang
yang berihram yang terlempar dari punggung untanya hingga ia meninggal , beliau
berkata ” Mandikanlah di olehmu dengan air daun bidara. (HR. Bukhari dan
Muslim)
4. Perempuan
yang berhenti haid
5. Seorang
wanita yang telah bernofas
6. Melahirkan
D.
HAL YANG MEMBOLEHKAN TAYAMMUM
1.
Tidak Adanya Air
Dalam kondisi tidak ada air
untuk berwudhu` atau mandi, seseorang bisa melakukan tayammum dengan tanah.
Namun ketiadaan air itu harus dipastikan terlebih dahulu dengan cara
mengusahakannya. Baik dengan cara mencarinya atau membelinya.
Dan sebagaimana yang telah
dibahas pada bab air, ada banyak jenis air yang bisa digunakan untuk bersuci
termasuk air hujan, embun, es, mata air, air laut, air sungai dan lain-lainnya.
Dan di zaman sekarang ini, ada banyak air kemasan dalam botol yang dijual di
pinggir jalan, semua itu membuat ketiadaan air menjadi gugur.
Bila sudah diusahakan dengan
berbagai cara untuk mendapatkan semua jenis air itu namun tetap tidak berhasil,
barulah tayammum dengan tanah dibolehkan.
2.
Sakit
Kondisi yang lainnya yang
membolehkan seseorang bertayammum sebagai penggati wudhu` adalah bila seseorang
terkena penyakit yang membuatnya tidak boleh terkena air. Baik sakit dalam
bentuk luka atau pun jenis penyakit lainnya. Tidak boleh terkena air itu karena
ditakutnya akan semakin parah sakitnya atau terlambat kesembuhannya oleh sebab
air itu. Baik atas dasar pengalaman pribadi maupun atas advis dari dokter atau
ahli dalam masalah penyakit itu. Maka pada saat itu boleh baginya untuk
bertayammum.
3.
Suhu Yang Sangat Dingin
Dalam kondisi yang teramat dingin
dan menusuk tulang, maka menyentuh air untuk berwudhu adalah sebuah siksaan
tersendiri. Bahkan bisa menimbulkan madharat yang tidak kecil. Maka bila seseorang
tidak mampu untuk memanaskan air menjadi hangat walaupun dengan mengeluarkan
uang, dia dibolehkan untuk bertayammum.
Di beberapa tempat di muka bumi,
terkadang musim dingin bisa menjadi masalah tersendiri untuk berwudhu`, sebab
jangankan menyentuh air, sekadar tersentuh benda-benda di sekeliling pun
rasanya amat dingin. Dan kondisi ini bisa berlangsung beberapa bulan selama
musim dingin. Tentu saja tidak semua orang bisa memiliki alat pemasan air di
rumahnya. Hanya kalangan tertentu yang mampu memilikinya. Selebihnya mereka
yang kekurangan dan tinggal di desa atau di wilayah yang kekurangan, akan
mendapatkan masalah besar dalam berwudhu` di musim dingin. Maka pada saat itu
bertayammum menjadi boleh baginya.
4.
Air
Tidak Terjangkau
Kondisi ini sebenarnya bukan tidak ada air. Air ada tapi
tidak bisa dijangkau. Meskipun ada air, namun bila untuk mendapatkannya ada
resiko lain yang menghalangi, maka itupun termasuk yang membolehkan tayammum.
Misalnya takut bila dia pergi
mendapatkan air, takut barang-barangnya hilang, atau beresiko nyawa bila
mendapatkannya. Seperti air di dalam jurang yang dalam yang untuk
mendapatkannya harus turun tebing yang terjal dan beresiko pada nyawanya. Atau
juga bila ada musuh yang menghalangi antara dirinya dengan air, baik musuh itu
dalam bentuk manusia atau pun hewan buas. Atau bila air ada di dalam sumur
namun dia tidak punya alat untuk menaikkan air. Atau bila seseorang menjadi
tawanan yang tidak diberi air kecuali hanya untuk minum.
5.
Air Tidak Cukup
Kondisi ini juga tidak mutlak
ketiadaan air. Air sebenarnya ada namun jumlahnya tidak mencukupi. Sebab ada
kepentingan lain yang jauh lebih harus didahulukan ketimbang untuk wudhu`.
Misalnya untuk menyambung hidup dari kehausan yang sangat. Bahkan para ulama
mengatakan meski untuk memberi minum seekorr anjing yang kehausan, maka harus
didahulukan memberi minum anjing dan tidak perlu berwudhu` dengan air. Sebagai
gantinya, bisa melakukan tayammum dengan tanah.
6.
Karena
Takut Habisnya Waktu
Dalam
kondisi ini, air ada dalam jumlah yang cukup dan bisa terjangkau. Namun
masalahnya adalah waktu shalat sudah hampir habis. Bila diusahakan untuk
mendaptkan air, diperkirakan akan kehilangan waktu shalat. Maka saat itu demi
mengejar waktu shalat, bolehlah bertayammum dengan tanah.
E.
FUNGSI DAN HIKMAH THAHARAH DALAM KEHIDUPAN
1. FUNGSI
THAHARAH DALAM KEHIDUPAN
Allah telah menjadikan thaharah
(kebersihan) sebagai cabang dari keimanan. Oleh karena itu, Islam mengajarkan
kepada umatnya untuk senantaiasa hidup bersih, baik dalam kehidupan pribadi
maupun kehidupan masyarakat. Adapun yang perlu kita perhatikan dalam menjaga
kebersihan adalah kebersihan lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah,
tempat ibadah, dan tempat umum.
1.
Menjaga
kebersihan lingkungan tempat tinggal. Kebersihan tidak hanya terbatas pada
jasmani dan rohani saja, tetapi juga kebersihan mempunyai ruang lingkup yang
luas. Di antaranya adalah kebersihan lingkungan tempat tinggal kita
bersama-sama ayah, ibu, kakak, adik, dan sebagainya. Oleh karena itu, agar kita
sehat dan betah tinggal di rumah, maka kebersihan, kerapian, dan keindahan
rumah harus dijaga dengan baik. Dengan demikian, kebersihan lingkungan tempat
tinggal yang bersih, rapi, dan nyaman menggambarkan ciri pola hidup orang yang
ber-iman kepada Allah.
2.
Menjaga
kebersihan lingkungan sekolah. Sekolah adalah tempat kita menuntut ilmu,
belajar, sekaligus tempat bermain pada waktu istirahat. Sekolah yang bersih,
rapi, dan nyaman sangat mempengaruhi ketenangan dan kegairahan belajar. Oleh
karena itu, para siswa hendaknya menjaga kebersihan kelas, seperti dinding,
lantai, meja, kursi, dan hiasan yang ada.
3.
Di samping
membersihkan ruang kelas, yang tidak kalah pentingnya adalah membersihkan
lingkungan sekolah, karena kelancaran dan keberhasilan pembelajaran ditunjang
oleh kebersihan lingkungan sekolah, kenayamaan di dalam kelas, tata ruang yang
sesuai, keindahan taman sekolah, serta para pendidik yang disiplin. Oleh karena
itu, kita semua harus menjaga keber-sihan, baik di rumah maupun di sekolah,
agar kita betah serta terhindar dari berbagai penyakit.
4.
Menjaga kebersihan lingkungan tempat ibadah.
Kita mengetahui bahwa tempat ibadah – masjid, mushalla, atau langgar – adalah
tempat yang suci. Oleh karena itu, Islam mengajarkan untuk merawatnya supaya
orang yang melakukan ibadah mendapatkan ketenang-an, dan tidak terganggu dengan
pemandangan yang kotor atau bau di sekelilingnya. Umat Islam akan mendapatkan
kekhusyuan dalam beribadah kalau temaptnya terawatt dengan baik, dan orang yang
merawatnya akan mendapatkan pahala di sisi Allah.
5.
Dengan
demikian, kita akan terpanggil untuk selalu menjaga kebersihan ling kungan
tempat ibadah di sekitar kita. Apabila orang Islam sendiri menga-baikan
kebersihan, khususnya di tempat-tempat ibadah, ini berarti tingkat keimanan
mereka belum seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah shalla-llahu ‘alaihi wa
sallam.
6.
Menjaga
kebersihan lingkungan tempat umum Menjaga dan memelihara kebersihan di tempat
umum dalam ajaran Islam memiliki nilai lebih besar daripada memelihara
kebersihan di lingkungan tempat tinggal sendiri, karena tempat umum
dimanfaatkan oleh orang banyak.
2. HIKMAH
THAHARAH DALAM KEHIDUPAN
1.
Thaharah
termasuk tuntunan fitrah. Fitrah manusia
cenderung kepada kebersihan dan membenci kotoran serta hal-hal yang
menjijikkan.
2.
Memelihara
kehormatan dan harga diri. Karena manusia
suka berhimpun dan duduk bersama. Islam sangat menginginkan, agar orang muslim
menjadi manusa terhormat dan punya harga diri di tengah kawan-kawannya
3.
Memelihara
kesehatan. Kebersihan merupakan jalan utama yang memelihara
manusia dari berbagai penyakit, karena penyakit lebih sering tersebar
disebabkan oleh kotoran. Dan membersihkan tubuh, membasuh wajah, kedua tangan,
hidung dan keudua kaki sebagai anggota tubuh yang paling sering berhubungan
langsung dengan kotoran akan membuat tubuh terpelihara dari berbagai penyakit
4.
Beribadah
kepada Allah dalam keadaan suci. Allah
menyukai orang-orang yang gemar bertaubat dan orang-orang yang bersuci.
No comments:
Post a Comment